Wahyu “Bocah Viral Adzani Jenazah Ayah” Miliki Sejumlah Prestasi, Apa Aja Tuh!
PATRON.ID – TANGERANG | Wahyu, bocah yang kini jadi sorotan di dunia maya itu, rupanya memiliki bakat dan cukup berpotensi di bidang keagamaan jika terus dikembangkan secara intens. Hal itu ditandai dengan beberapa piala penghargaan yang berjejer di lemari rumahnya.
Diketahui, video Wahyu viral saat dirinya tengah mengumandangkan adzan untuk jenazah ayahnya di liang lahat sambil menahan isak tangis.
Informasi tersebut diketahui usai GP Ansor Kota Tangerang mengunjungi rumah kediaman Wahyu untuk memberikan bantuan beasiswa pendidikan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Provinsi Banten, sekitar pukul 20.11 WIB, Kamis (11/2/2021) malam.
“Ternyata Wahyu itu anak yang berbakat, pialanya sangat banyak, salah satunya ia pernah menjadi juara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kecamatan Neglasari,” kata Ketua PC GP Ansor Kota Tangerang, dijumpai patron.id di sekretariatnya, Kamis (11/2/2021) malam.
Menurutnya, sangat disayangkan sekali jika anak bungsu dari dua bersaudara itu tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Pasalnya, dia adalah salah satu anak yang sangat berbakat di beberapa bidang terutama di bidang keagamaan.
Bakat Wahyu di bidang keagamaan sudah sempat dibuktikan dengan menyabet tropi MTQ tingkat Kecamatan Neglasari. “Maka dari itu keilmuan Wahyu harus tetap diasah,” ujarnya.
Atas dasar itu, Sudarto menyatakan bahwa pihaknya siap membantu Wahyu untuk menggapai cita-citanya bersekolah di pondok pesantren. Seluruh biaya beserta fasilitas pendidikan akan ditanggung oleh PC GP Ansor Kota Tangerang.
“Kami siap membantu Wahyu untuk melanjutkan pendidikannya hingga lulus di tingkat Aliyah, SMA atau sederajat,” katanya.
Dia berharap bakat dan potensi diri yang dimiliki Wahyu dapat terus ditingkatkan agar ilmu yang didapat Wahyu mampu menjadi keberkahan bagi seluruh manusia, terutama di lingkungannya. “Semoga Wahyu bisa menjadi ahli agama, bisa menjadi anak yang shaleh dan bermanfaat bagi seluruh manusia,” ucapnya.
Untuk diketahui, Wahyu tinggal bersama ibu, dan kakak. Ibu bekerja sebagai penjual es buah di pinggir jalan. Almarhum ayah Wahyu mengidap penyakit pengapuran selama 4 tahun, sehingga belum bisa mewujudkan cita-cita anak bungsunya menimba ilmu di pondok pesantren. [Red/Aldi]