PATRON.ID – SERANG | Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten menyajikan acara Dialog Literasi Kebangsaan bertemakan ‘Pancasila Pilar Moderasi Berbangsa dan Bernegara’.
Acara ini menjadi momen penting untuk memperkuat ideologi pancasila di kalangan mahasiswa dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, berlangsung pada Senin 3 Juni 2024, di Aula Training Center, PPG UIN SMH Banten.
Dialog ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting yakni Rektor UIN SMH Banten Wawan Wahyuddin, bersama dengan Wakil Rektor I sekaligus Plh Dekan FTK UIN SMH Banten Mufti Ali, Pengasuh Pondok Pesantren Qod Ataa Muhammad Ishom, Direktur Gerak Literasi Indonesia Ali Muhtarom, dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Basmalah Baros KH. Abdul Hamid.
KH. Abdul Hamid memberikan pandangannya mengenai penguatan wawasan kebangsaan dan ideologi pancasila dalam perspektif Islam. Dia menegaskan bahwa, wawasan kebangsaan dan ideologi pancasila merupakan fondasi kuat bagi kemajuan dan kesatuan Indonesia.
“Menurutnya saya memahami dan memperjuangkan nilai-nilai luhur pancasila adalah tugas setiap warga negara untuk membangun bangsa yang adil, bermartabat, dan sejahtera,” ujarnya.
KH. Abdul Hamid juga membahas konsep wawasan kebangsaan dalam perspektif agama yang mencakup keberagaman, solidaritas sosial, dan cinta tanah air. Ia menguraikan peran agama dalam memperkuat ideologi pancasila dengan menjadikan pancasila sebagai perekat keberagaman, memahami agama secara inklusif, serta menguatkan moral dan etika.
“Nilai-nilai pancasila dalam ajaran agama turut disorot, terutama nilai ketuhanan yang menjadi dasar utama dalam pancasila dan diajarkan dalam berbagai agama,” tutur dia.
Namun, KH. Abdul Hamid juga mengakui adanya hambatan dalam penguatan wawasan kebangsaan dan pancasila, seperti kemajemukan masyarakat, pengaruh arus globalisasi, pemahaman yang kurang mendalam, serta polarisasi politik dan sosial.
Ia menekankan peran pemuka agama dalam mempromosikan wawasan kebangsaan dan pancasila melalui pemahaman komprehensif, keteladanan, forum lintas agama, serta pembinaan generasi muda. Dalam upaya membangun toleransi dan kerukunan antar umat beragama, KH. Abdul Hamid menyarankan dialog terbuka, saling menghormati perbedaan, dan kerjasama dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Saya menegaskan bahwa pemahaman agama yang moderat dan inklusif, serta mengedepankan nilai-nilai universal seperti kasih sayang, keadilan, dan persaudaraan, menjadi landasan kuat untuk membangun harmoni dalam kehidupan beragama di Indonesia,” ucapnya.
Sementara, Direktur Gerak Literasi Indonesia, Ali Muhtarom, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari keseriusan kelembagaan melalui Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SMH Banten.
Menurut peria yang juga diketahui sebagai Wakil Dekan III FTK UIN SMH Banten ini mengatakan, tema acara ini sangat relevan untuk mahasiswa generasi Z yang sering mencari jawaban terkait pancasila dan agama di internet.
Dikatakan Ali, acara ini membuktikan komitmen UIN SMH Banten dalam memperkuat ideologi pancasila dan membangun generasi muda yang berwawasan kebangsaan serta berjiwa moderat.
“Oleh karena itu, pembinaan penguatan ideologi pancasila perlu dilakukan secara komprehensif dan masif dengan upaya serius dari kelembagaan kampus,” katanya.(Red/Roy)