YNHB Siap Layangkan Surat Kepada Gubernur soal SMA 2 Muncang
PATRON.ID – LEBAK | Ketua Yayasan Naga Harapan Banten (YNHB) Raksa Ambang Sagara memastikan segera melayangkan surat kepada Gubernur Banten Wahidin Halim mengenai rencana lokasi pembangunan SMA 2 Muncang, Kabupaten Lebak, Rabu (10/2/2021).
Hal itu dilakukan lantaran aspirasi positif untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Lebak itu, tidak direspon oleh pihak terkait.
Raksa menyayangkan pihak Dinas Pendidikan Provinsi Banten menutup mata atas aspirasi warga terutama kalangan tokoh pendidikan dan praktisi pendidikan di Kecamatan Muncang.
“Saya pastikan akan menyampaikan aspirasi ini langsung kepada Pak Gubernur, sebab intansi terkait sepertinya cuek diberi masukan untuk kemajuan pendidikan di Lebak. Harusnya jangan diam ini menawarkan solusi agar pembangunan sekolah tidak mubazir,” ungkap Raksa kepada wartawan patron.id, Rabu (10/2/2021).
Padahal aspirasi dalam penentuan lokasi sekolah tersebut, semata-mata agar pembangunan sekolah tidak mubazir. Dan harus mempertimbangkan lokasi strategis secara geografis serta menpertimbangkan sarana pendukung dari jenjang pendidian di tingkat SMP/MTs.
“Meskipun baru rencana yang di survey itu hanya satu titik di kawasan desa Pasirnangka, nah jika di kawasan itu menurut kami tidak strategis. Kenapa demikian karena data real siswa SMA Filial hanya sedikit,” jelasnya.
Raksa memaparkan, data jumlah siswa SMA Filial dalam kurun tiga tahun terakhir hanya sebanyak 62 siswa, hal itu lantaran jaraknya dekat dengan SMAN 1 Muncang. Namun jika lokasi sekolah yang akan dibangun di jalur Muncang-Sobang, maka sarana pendukung untuk calon siswa sangat memadai.
“Jika lokasi SMAN2 itu dibangun di jalur Muncang-Sobang, itu lebih strategis, kerana calon siswa dari SMPN 3 Muncang saja banyak, sekarang saja siswanya ada 240 siswa. Belum lagi siswa daei sejumlah Tsanawiah yang ada di kawasan tersebut. Bahkan SMP 2,3, 4 Sobang lebih dekat jika lokasinya di Jalur Muncang Sobang,” katanya.
Sekedar diketahui rencana lokasi pembangunan SMAN 2 Muncang diminta dikaji ulang. Lokasi yang diusulkan di kawasan Desa Tanjungwangi dan Pasirnangka Kecamatan Muncang, dinilai tidak mewakili kebutuhan sarana pendidikan. Sehingga jika dipaksakan di dua lokasi itu, akan menyebabkan bangunan sekolah mubazir karena tidak ada siswa.[Red/Aswari].