SUARA KHALAYAK

MISTIKUS SATU KOMANDO DAN PESAN KEPEMIMPINAN GUS YAQUT

Oleh : Ahmad Nuri

Pada acara peringatan Nuzulul Quran di gedung Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, H. Yaqut Cholil Qoumas yang akrab di panggil Gus Yaqut sebagai Menteri Agama memberikan sambutan dengan gaya humor, roasting tapi sarat dengan pesan-pesan serius pada semua kader dan penerus kepemimpinan GP Ansor, Kamis (28/3/2024) malam.

Penulis sudah sering menulis tentang Gus Yaqut dalam berbagai persepektif, kali ini sedang ingin menggali lebih dalam pesan kepeimpinan Gus Yaqut yang telah disampaikan pada acara tersebut maupun kepemimpinan yang penulis saksikan dalam praktek-praktek kepemimpinan sebagai ketua umum PP GP Ansor.

Sebagai ketua umum, Gus Yaqut telah banyak memiliki legecy dan manfaat buat orang banyak, terutama bagi kader Gerakan Pemuda Ansor. Manfaat bagi kader terlalu banyak, tidak bisa di kalkulasi dengan logika matematik terutama manfaat nilai keteladanan kepemimpian Gus Yaqut yang perlu terus diteladani dalam pengabdian di Ansor atau di luar Ansor.

Gus Yaqut baru dua bulan melepas kepemimpinan di Gerakan Pemuda Ansor sebagai ketua umum lewat kongres di kapal laut yang berlayar dari pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta menuju pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Proses regenerasi kepemimpinan Ansor mengunakan kapal laut ini memilki nilai filosofis mendalam dengan pesan-pesan kepemimpinan bagi penerusnya.

Bagi Gus Yaqut pemimpin itu seperti nahkoda kapal, dia harus lebih dahulu naik ke kapal memastikan kesiapan untuk berlayar mengarungi samudra. Nahkoda biasanya akan mengecek seluruh komponen kapal agar bisa berlayar dengan baik. Nahkoda melihat tajam kedepan ke arah lautan untuk fokus membawa kapalnya berlayar sampai ketujuan.

Ketika berlayar, nahkoda memberikan keyakinan pada penumpang untuk tetap tenang sambil terus membuat penumpang senang agar penumpang tidak mabuk laut sehingga bisa bersandar dengan selamat. Ketika bersandar nahkoda harus turun terakhir setelah seluruh penumpang turun semua dengan selamat.

Ada makna mendalam di balik pesan ini, bahwa pemimpin harus lebih dahulu maju menghadang bahaya, dengan mengesampingkan kepentingan diri sendiri demi melindungi anggota agar membawa kita ke masa depan cerah.

Filosofi kepemimpinan Gus Yaqut merupakan hasil praktek dan pergulatan ketika memimpin GP Ansor. Ada kesadaran sejarah dan kesadaran empirik Gus Yaqut menempatkan dirinya sebagai katalis organisasi karomatik ini dengan tujuh juta kader seluruh dunia. Perlawanan pada kelompok-kelompok radikal yang memecah belah keutuhan Negara Kesatuan Rapublik Indonesia (NKRI) terus dilakukan sebagai khidmat pada agama, bangsa dan negara.

Penulis masih ingat ketika penulis sebagai Ketua PW Ansor Banten waktu itu harus berhadapan dengan salah satu organisasi yang sekarang sudah dibubarkan. Mereka menuduh penulis dan Ansor Banten sebagai musuh umat Islam karena menolak kedatangan dan menentang konsep revolusi akhlak dari salah satu Imam Besar mereka.

Penulis diancam bahkan diajak bertemu untuk meminta maaf lewat video sampai menggunakan ancaman kekerasaan dan kekuasaan yang dekat dengan mereka waktu itu. Tapi penulis sedikitpun tidak gentar, tidak geser sejengkalpun dari prinsip perjuangan Ansor serta tidak pernah minta maaf karena bagi penulis ini adalah prinsip, marwah dan muruah Ansor.

Jika harus dimaknai bahwa penolakan dan penentangan konsep mereka itu bagian dari perbedaan, hanya dialektika dalam kehidupan sosial keagamaan, tidak ada yang salah dalam dialektika kecuali sudah masuk penghinaan dan kekerasaan yang selama ini mereka lakukan.

Singkat cerita, penulis datang ke Gus Yaqut untuk menyampaikan kejadian tersebut yang kebetulan Gus Yaqut sudah tahu kondisinya secara makro tentang gerakan mereka yang terus mengganggu keutuhan bangsa.

Apa yang dilakukan Gus Yaqut sebagai pimpinan tertinggi waktu itu. Langsung responsif dengan mengadakan apel virtual tiga juta kader, siap melawan mereka yang kebetulan mereka sudah di luar batas pada negara bangsa ini.

Gus Yaqut memimpin pasukan apel virtual tiga juta kader sambil menyerukan perlawanan dengan semangat ideologis, membakar nyali seluruh kader bahwa Ansor berdiri tegak menghadang bahaya dan menaklukan bahaya itu agar semua anggota dan warga bangsa bisa hidup tenang dengan saling membangun harmoni.

Ini pesan nilai dan keteladan Gus Yaqut dalam kepemimpinan sangat sesuai dengan bukunya Simon Sinex berjudul Leader Eat Last [2020] cara memimpin sejati, menginspirasi, loyalitas, kerja sama dan keberhasilan tim. Menurut Simon, para pemimpin adalah mereka yang maju lebih dulu menghadang bahaya, mereka mengesampingkan kepentingan diri sendiri demi melindungi anggota dan membawa ke masa depan.

Gus Yaqut menurut penulis lebih dulu mempraktekan pandangan Simon Sinex tentang para pemimpin sigap mengorbankan miliknya [reputasi, nama baik bahkan harta] demi menyelamatkan milik para anggota dan masyarakat, pemimpin model ini tidak pernah mengorbankan milik anggota untuk kepentingan miliknya.

Gus Yaqut mampu menciptakan organisasi Ansor yang sukses, dihargai dan memiliki peran signifikan di pemerintahan dengan dirinya dipercaya menjadi Menteri Agama, Gus Yaqut sering berkata bahwa menjadi menteri bukan karena siapa-siapa tapi karena berkah Ansor.

Dengan wasilah Ansor bisa melakukan langkah besar memimpin di lingkup pemerintah dan bisa bermanfaat buat orang banyak. Oleh karena itu menurut Gus Yaqut semakin kuat dan serius berkhidmat di Ansor akan semakin berkah, akan menemukan elan vital di tengah masyarakat, bangsa dan negara. Pun sebaliknya jika main-main pada Ansor akan kuwalat dan tidak akan menemukan keberkahan.

MISTIKUS SATU KOMANDO
Satu komando bagi Ansor bukan hanya tentang prinsip kepatuhan struktural semata dengan raga membungkuk, tapi ada dimensi kultural dengan nilai luhur melekat di jiwa kader. Sikap tawadhu, takziman watakriman dari proses kesadaran Ilahiah yang memancar dari karomatik muasis menjalar di nadi kader untuk taat karena Allah pada pimpinan dan organisasi itu sendiri.

Itulah makna mistikus satu komando menurut penulis, dimana mistikus satu komando tidak menggunakan pengalaman mistik an sich yang mereka anggap untuk memunculkan ketakutan pada pemimpin tapi integrasi roh akal budi dengan Ilahi menimbulkan perasaan cinta dan kesatuan dengan segala sesuatu pada yang lain temasuk pada pimpinan.

Menurut penulis, Gus Yaqut telah mempraktekan mistikus satu komando dengan kepatuhan karena cinta sehingga
kader Ansor bersama Barisan Ansor Serbaguna [Banser] selalu patuh pada instruksi dan perintah pimpinan. Hal ini sebagaimana filosofi barisan yang sering disampaikan Gus Yaqut pada kader.

Bagi Gus Yaqut dalam barisan, langkah kaki yang berada di depan dengan langkah kaki yang ada di belakang harus seirama. Kalau orang yang ada di barisan depan melangkahkan kaki kanan, maka orang yang di belakang juga harus melangkah dengan kaki kanan. Begitu pula jika melangkah dengan kaki kiri.

Gus Yaqut dengan kepimpinan tegas, tapi penuh cinta, kepemimpinan merawat tradisi tapi futuristik dan melampau perubahan zaman telah berhasil mematrialkan filosofi barisan itu berlaku untuk semua struktur Ansor dan Banser, dari pusat hingga ranting. Sementara sebagai Menteri Agama Gus Yaqut telah berhasil menerapkan satu komando dari pusat sampai penyuluh agama.

Ketika sudah menjadi barisan dengan mistikus satu komando maka seluruh kader harus mengikuti filosofi kereta api. Gus Yaqut selalu menegaskan filosofi kereta api yang berangkat tepat waktu dan hanya berhenti ketika sudah tiba di tujuan.

Komando Gus Yaqut bahwa Ansor Banser ditegaskan juga para pegawai Kemenag harus seperti kereta api. Kereta api itu berangkat tepat waktu, siapa yang menghadang pasti akan ditabrak dan hanya berhenti ketika sudah sampai tujuan.

Menurut Gus Yaqut tujuan Ansor Banser dan Kemenag tetap sama, Ansor tidak pernah berubah: menjaga para kiai, ulama, dan NKRI dan Kemenag melanjutkan pesan muasis Indonesia menjadikan Kemenag rumah semua agama di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Semoga pesan-pesan kepemimpinan Gus Yaqut mampu dilanjutkan oleh para penerus kepemimpinan di Ansor serta mistikus satu kamando tetap tumbuh subur di jiwa para kader Ansor Banser se-dunia. Semoga!

Leave a Comment